Rangkuman Sejarah Kelas-10 (Semester 1) Bab-1 "Menelusuri Peradaban Awal di Kepulauan Indonesia"



RANGKUMAN
BAB-1, Sejarah Kelas-10
Semester-1

A.      Terbentuknya alam semesta
Terbentuknya alam Semesta. Terdapat berbagai teori tentang terbentuknya alam semesta diantaranya :
1.      Teori keadaan tetap (Steady-state theory)
Teori keadaan tetap didasari pada  prinsip kosmologi sempurna. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ada tanpa awal dan tetap ada tanpa akhir. Hal tersebut didasari oleh kenyataan bahwa setiap galaksi memiliki jumlah yang tetap sama meski ada pada kurun waktu yang berbeda. Dalam teori ini tidak dikenal istilah penciptaan ataupun kiamat. Alam semesta ada dan akan tetap ada.
2.      Teori dentuman besar (big-bang theory).
Hipotesis teori dentuman besar (Big-Bang) dikemukakan pertama kali oleh George Lematitre. Teori ini menyebutkan bahwa asal usul alam semesta dimulai dari sebuah primeval atom atau atom yang sangat padat. Suatu saat karena terlalu padat dan memiliki energi kalor yang tinggi, atom ini meledak hingga semua materinya terlempar ke seluruh penjuru ruang hampa yang ada di sekitarnya.
3.      Teori Nebular
Hipotesis teori nebular dikemukakan pertama kali oleh Laplace pada tahun 1796. Teori ini menyebutkan bahwa tata surya terbentuk dari kondensasi awan atau kabut gas yang sangat panas. Kondensasi itu membentuk bagian-bagian terpisah yang terus berputar. Pada bagian tengah kondensat, partikel memusat dan memampat sehingga terbentukklah matahari. Pada partikel yang berada di sisi juga berputar dan membentuk planet-planet dan sisa kondensat membentuk satelit, asteroid, meteor, dan lain sebagainya.
4.      Teori Tidal atau Teori Pasang Surut
Hipotesis teori nebular dikemukakan pertama kali oleh James Jeans dan Harold Jeffreys di tahun 1919. Teori ini menyebutkan bahwa planet merupakan hasil dari percikan bintang (matahari) yang disebut tidal. Planet-planet besar terjadi karena adanya percikan besar antara 2 bintang besar yang saling berdekatan. Peristiwa mendekatnya 2 bintang besar tentu sangat jarang sekali terjadi, oleh karena itu selama ini percikan matahari tidak mampu membentuk planet.
5.      Teori Bintang Kembar
Teori bintang kembar menyebutkan bahwa alam semesta terbentuk karena adanya dua matahari kembar. Salah satu matahari tersebut meledak karena terlalu padat dan panas. Ledakan tersebut membentuk planet-planet dan karena adanya gaya gravitasi, planet-planet tersebut beredar mengelilingi bintangnya.
6.      Teori Creatio Continua
Hipotesis teori creatio continua dikemukakan pertama kali Fred Hoyle, Bendi, dan Gold. Menurut teori ini semesta dari dahulu ada dan tetap ada. Secara prinsip, teori ceatio continua hampir mirip dengan teori keadaan tetap. Bedanya, pada teori ini disebutkan bahwa setiap saat ada partikel alam semesta (baik berbentuk planet, satelit, dan lain sebagainya) yang lenyap dan lahir.

B.       Menelusuri Peradaban Awal di kepulauan Indonesia
1.      Terbentuknya kepulauan Indonesia
Setelah terjadi proses terbentuknya alam semesta, maka terdapatlah salah satunya bumi dari sekian banyak benda-benda bertaburan di alam semesta, seiring dengan terbentuknya tata surya dan terbentuklah bumi itu sendiri. Terbentuknya kepulauan Indonesia sebagai salah satu daratan yang ada di bumi, dapat diawali melalu proses evolusi bumi :
a.       Azoicum/Arkaekum. Zaman sebelum adanya kehidupan, pada saat ini bumi baru terbentuk dengan suhu yang relatif tinggi, waktunya lebih dari 1 milyar tahun yang lalu
b.      Palaezoicum. Yaitu zaman purba tertua. Pada masa ini sudah meninggalkan fosil flora dan fauna, berlangsung kira-kira 350.000.000 tahun yang lalu
c.       Mesozoicum. Yaitu zaman purba tengah. Pada masa ini hewan mamalia (menyusui), hewan amfibi, burung dan tumbuhan berbunga mulai ada. Lamanya kira-kira 140.000.000 yahun yang lalu.
d.      Neozoicum / Kainozoiukum. Zaman purba baru yang dimulai sejak 60.000.000 tahun yang lalu. Zaman ini dibagi dua yaitu Tersier dan Kuarter.
·       Zaman Tersier. Zaman Tersier adalah zaman menghilangnya reptil raksasa dan berkembangnya binatang mamalia. Pada zaman tersier, jenis reptil raksasa mulai lenyap dan jenis binatang menyusui (mamalia) berkembang pesat. Makhluk primata jenis kera mulai ada, kemudian muncul jenis orang utan. Sekitar 10 juta tahun yang lalu muncul hingga disebut Giganthropus. Di antara binatang-binatang menyusui hidup pada zaman ini banyak yang dapat dikatakan menjadi nenek mennyebar dari Afrika ke Asia Selatan, tetapi kemudian punah. Pada masa itu, Pulau Kalimantan masih bersatu dengan Benua Asia. Sebagai buktinya, jenis babi purba (Choeromous) dari zaman ini ditemukan pula di Asia daratan. 
·       Zaman Kuarter. Pengertian Zaman Kuarter adalah zaman dimana adanya kehidupan manusia yang lebih sempurna. Zaman kuarter merupakan zaman yang terpenting karena mulai ada kehidupan manusia yang lebih sempurna. Zaman kuarter yang dimulai sejak kira-kira 600 ribu tahun yang lalu ini terbagi menjadi zaman Pleistosen (Dilluvium) dan Holosen (Alluvium). 
-  Pada zaman Dilluvium atau Pleistosen, suhu udara tidak menetap. Pada waktu itu suhu udara menurun dan gletser yang hanya terdapat di daerah-daerah kutub telah meluas, sehingga daerah-daerah yang berdekatan dengan kutub utara ditutupi oleh daratan-daratan es yang sangat luas, meliputi sebagian besar Eropa Utara, Asia Utara, dan Amerika Utara. Oleh karena itu, zaman itu disebut zaman es. Selama masa Divillum ini terjadi empat kali zaman es, yaitu : Gunz, Mindel, Risz, dan Wurm. Masa di antara zaman es itu disebut zaman interglasial.
-  Masa berikutnya disebut masa Holosen. Masa ini ditandai dengan makin meningkatnya kemajuan kehidupan manusia seirama dengan perkembangan fisik dan akal budinya. Corak kehidupan manusia di masa Holosen antara lain hidup menetap di gua-gua, usaha menjinakkan hewan buruan, dan bercocok tanam.
Ciri zaman Quarter :
1)      Sudah mulai ada manusia,
2)      Dimulai 600.000 tahun yang lalu,
3)      Zaman ini dibedakan menjadi dua, yaitu Zaman Dilluvium / Pleistosen dan Zaman Alluvium / Holosen.
Pada zaman Paleozoicum kepulauan Indonesia belum terbentuk seperti sekarang tapi masih merupakan bagian dari samudera yang sangat luas meliputi hampir seluruh bumi. Pada masa Mesozoicum akhir sekitar 65 juta tahun yang lalu terjadi kegiatan tektonis menggerakan lempeng-lempeng indo-Asutralia, Eurasia dan Pasifik sehingga menyebabkan daratan terpecah-pecah, benua Eurasia menjadi pulau-pulau yang terpisah satu dengan yang lainnya, sebagian diantaranya bergerak ke selatan dan membentuk pulau Sumatera, Kalimanta, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi dan kepulauan Banda (masih bersatu dalam satu daratan), sedangkan Australia sebagian pecahannya bergerak ke utara membentuk Pulau Timur, Nusa Tenggra Timur, dan Maluku Tenggara, sementara Papua masih menyatu dengan Asutralia. Pada masa ini terjadi kenaikan permukaan air laut menyebabkan Sumatera, Jawa, kalimantan terpisah-pisah, dan Sulawesi mulai terbentuk, serta Papua bergeser ke utara.  Pada sekitar 5 juta tahu yang lalu terjadi pergerakan tektonis yang sangat kuat yang mengakibatkan terjadinya pegangkatan permukaan bumi dan kegiatan vulkanis mengakibatkan terbentuknya rangkaian perbukitan dan gunung berapi diseluruh kepulauan Indonesia, hingga sekitar 1,8 juta tahun yang lalu terbentuklah kepulauan Indonesia seperti sekarang ini.


Seorang peniliti flora dan fauna bernama Alfred Russel Wallace telah meneliti perbedaan flora da fauna di kepulauan Indonesia yang kemudian membagi Indonesia menjadi dua wilayah, yaitu paparan Sunda disebelah Barat dan paparan Sahul disebelah Timur, yang kemudian disebut dengan Garis Wallace.

2.      Mengenal manusia purba
Peninggalan manusia purba sementara ini masih banyak ditemukan di pulau Jawa, berdasarkan sejarah yang tercatat penelitian dilangsungkan di beberapa tempat di pulau jawa yaitu :
a.      Sangiran. Sangiran adalah perbukitan tandus yang berada di perbatasan Sragen dan karang anyar (Jawa Tengah), yang melakukan penelitian di sangiran adalah P.E.C. Schemulling (1964) hasil temuannya adalah fosil Vertebrata. Kemudian G.H.R Von Koeningswald (1934) hasil temuannya adalah artepak litik (litik adalah batu), kemudian homo erectus dan lain-lain.
b.      Trinil, Ngawi (Jawa Timur), yang melakukan penelitian adalah Euguene Dubois, menemukan tengkorak pithecanthropus erectus dan lain-lain.
c.       Jenis-jenis manusia purba di Indonesia
·       Meganthropus (Manusia Raksasa), masa hidupnya diperkirakan masa pleistosen awal
-        Meganthropus Palaeojavanicus ( Meganthropus Palaeojavanicus: manusia raksasa dari Jawa kuno)
·       Pithecanthropus (Pithecanthropus: Manusia Kera), masa hidupnya diperkirakan masa pleistosen tengah
-       Pithecanthropus Mojokertensis (manusia kera dari Mojokerto)
-       Pithecanthropus Erectus (manusia kera yang berjalan tegak)
-       Pithecanthropus Soloensis (manusia kera dari Solo)
·       Homo (Homo: manusia),
-       Homo Erectus (manusia berjalan tegak)
-       Homo Sapiens (manusia cerdas /bijaksana)
-       Jenis-jenis sebutan Homo uang ditemukan berdasarkan tempat penemuannya seperti :
Homo Soloensis (manusia dan Solo)
Homo Wajakensis (manusia dan Wajak)
Jenis manusia modern ini diperkirakan telah ada di kepulauan Indonesia sejak 45.000 tahun yang lalu, kemudian di bagi menjadi 3 tahap :
·         Tahap ke-1 : Dari 45.000-12.000 tahun yang lalu
·         Tahap ke-2  : dari 12.000-4.000 tahun yang lalu
·         Tahap ke-3 : dari 4.000 tahun yang lalu-sekarang

3.      Perkembangan Teknologi
a.       Paleolitikum. Paleolitikum atau Zaman Batu Tua (Bahasa Inggris: Paleolithic atau Palaeolithic, Yunani:παλαιός (palaios) — purba dan λίθος (lithos) — batu). Paleolitikum atau zaman batu tua disebut demikian sebab alat-alat batu buatan manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya periode ini disebut masa berburu dan meramu makanan tingkat sederhana.. Ciri-ciri kehidupan manusia pada zaman Paleolithikum, yakni:
·       Hidup berpindah-pindah (Nomaden)
·       Berburu dan meramu (Food Gathering)
·       Menangkap ikan
Peninggalannya :
1)   Kapak genggam banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat ini biasanya disebut "chopper" (alat penetak/pemotong)
2)   Kapak perimbas berpungsi untuk merimbas kayu, memahat tulang dan sebagai senjata
3)   Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa. Kebanyakan alat dari tulang ini berupa alat penusuk (belati) dan ujung tombak bergerigi. Fungsi dari alat ini adalah untuk mengorek ubi dan keladi dari dalam tanah. Selain itu alat ini juga biasa digunakan sebagai alat untuk menangkap ikan
4)   Flakes yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon, yang dapat digunakan untuk mengupas makanan
b.      Mesolitikum. Mesolitikum atau Zaman Batu Madya (Bahasa Yunani: mesos "tengah", lithos batu)
Ciri kebudayaan Mesolithikum tidak jauh berbeda dengan kebudayaan Palaeolithikum. Namun pada masa Mesolithikum, manusia yang hidup sudah ada yang menetap, sehingga kebudayaan Mesolithikum sangat menonjol dan sekaligus menjadi ciri dari zaman ini yang disebut dengan kebudayaan Kjokkenmoddinger dan Abris sous Roche.
·       Kjokkenmoddinger yaitu istilah yang berasal dari bahasa Denmark, yaitu kjokken artinya dapur dan modding artinya sampah. Jadi, Kjokkenmoddinger arti sebenarnya adalah sampah dapur. Kjokkenmoddinger dapat diartikan juga timbunan atau tumpukan kulit kerang dan siput yang mencapai ketinggian ± 7 meter dan sudah menjadi fosil (dijadikan tempat hidup)
·       Abris Sous Roche adalah gua-gua yang dijadikan tempat tinggal manusia purba pada zaman Mesolithikum dan berfungsi sebagai tempat perlindungan dari cuaca dan binatang buas
Adapun beberapa hasil-hasil kebudayaan pada zaman megalitikum adalah sebagai berikut:
·       pebble atau kapak Sumatra. (Pebble bentuknya dapat dikatakan sudah agak sempurna dan sudah mulai halus. Bahan untuk membuatnya berasal dari batu kali yang dipecah-pecah)
·       Hache Courte atau kapak pendek
·       Alat-alat dari batu seperti ujung panah, flakes, batu pipisan, kapak yang sudah diasah, serta alat-alat dari tulang dan tanduk rusa.
c.       Megalitikum. Megalitikum adalah batu besar (neologi dari bahasa Yunani: μέγας (megas) berarti besar, dan λίθος (lithos) berarti batu). Zaman Megalitikum biasa disebut dengan zaman batu besar,karena pada zaman ini manusia sudah dapat membuat dan meningkatkan kebudayaan yang terbuat dan batu-batu besar.
Adapun beberapa hasil-hasil kebudayaan pada zaman megalitikum adalah sebagai berikut:
·       Punden berundak : terbuat dari batu untuk meletakan sesaji
·       Menhir : bangunan yang berupa tugu batu yang didirikan untuk upacara menghormati roh nenek moyang
·       Dolmen : meja batu yang digunakan untuk meletakan sesaji
·       Waruga : kubur batu yang berbentuk kubus kubur batu : tempat menyimpan mayat
·       Sarkofagus : kubur batu yang berbentuk lesung
d.      Neolitikum. Neolitikum atau zaman batu muda. Pada zaman neolithikum ini alat-alat terbuat dari batu yang sudah dihaluskan.
Peninggalan masa Neolitikum
·       Pahat Segi Panjang
·       Kapak Persegi
·       Kapak Lonjong
·       Kapak Bahu
·       Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah)
·       Pakaian dari kulit kayu.
·       Tembikar (Periuk belanga)
e.       Zaman Logam. Di kepulauan Indonesia setelah zaman neolitikum masuk zaman logam yaitu zaman perunggu dan besi. Adapun beberapa hasil-hasil kebudayaan pada logam adalah sebagai berikut
·       Kapak corong
·       Nekara
·       Moko
·       Perhiasan

4.      Pola hunian. Terdapat beberapa khas karakter hunian purba yaitu
a.    Kedekatan dengan sumber air (di tepi sungai dan di tepi pantai)
b.    Kehidupan di alam terbuka (berpindah-pindah sebagai nnomaden)
c.    Kehidupan di gua-gua

5.      Mengenal Api. Berdasarkan data arkeologi penemuan api kira-kira terjadi 400.000 tahun yang lalu, penemuan pada periode homo erectus, dengan membenturkan benda padat kepada benda padat lainnya seperti batu dengan batu atau kayu keras dengan kayu keras. Api digunakan selain sebagai alat untuk penerangan, menghangatkan tubuh pada periode ini api juga digunakan sebagai senjata untuk menghalau binatang buas dan pembakaran, seperti Slash and burn (menebang lalu bakar). Dari berburu meramu sampai bercocok tanam. Untuk mempertahankan hidupnya manusia purba melakukan hidup nomaden (berpindah-pindah tempat), selain itu manusia juga melakukan pemburuan untuk makanan dan meramunya, kegiatan ini dinamakan “Food Gathering”. Kemudian berkembang dan beralih kepada zaman Food Froducing  (memproduksi makanan dengan menanam)

6.   Sistem Kepercayaan. Masyarakat pra aksara terutama pada zaman neolitikum sudah mengenal sistem kepercayaan, sudah memahami adanya kehidupan setelah mati, terdapat adanya acar penguburan dan lain-lain, hal tersebut diketahui setelah ditemukannya peninggalan-peninggalan kuno seperti, menhir, dolmen , punden berundak dan sarkopagus

7.  Kedatangan deutro dan protomelayu. Kepulauan Indonesia yang terdiri lebih dari 17.000 pulau, lebih dari 500 Suku bangsa dan 170 bahasa merupakan sebuah negara yang besar yang memungkinkan mempunyai sejarah sangat panjang dan memungkinkan terdapat banyaknya percampuran etnis. Menurut sarasiin bersaudara bahwa penduduk asli kepulauan Indonesia adalah ras berkulit gelap dan bertubuh kecil, saat air laut naik dan pulau terpisah-pisah tersisa penduduk asli tersebut dan tinggal di pedalaman, sementara wilayah pinggir pantai dihuni oleh bangsa pendatang. Penduduk asli ini disebut bangsa Vedda. Yang termasuk bangsa vedda adalah bangsa Hieng, Miaotse, Yao-Zen, Senoi, Kubu, Lubu, Talang Mamak dan Toala (Mesolitik). Kemudian sekitar 2.000 tahun yang lalu datanglah bangsa pendatang yang terpisan yaitu Protomelayu dan Deutromelayu. Protomelayu adalah pendatang yang datang dari cina bagian selatan, sedangkan Deutromelayu adalah pendatang yang berasal dari cina bagian utara.

Tidak ada komentar: